Film Sang Prawira Yang Melibatkan Pejabat Negeri

Film Sang Prawira Yang Melibatkan Pejabat Negeri – Apa jadinya jika para pejabat negeri seperti Yasonna Laoly, Ganjar Pranowo, Luhut Pandjaitan serta Tito Karnavian bermain film bersama? Bukan lagi hal yang mustahil, sebab dalam waktu dekat ini, kemampuan akting para pejabat tersebut bisa dilihat dalam film Sang Prawira yang akan rilis di Bioskop Indonesia pada 28 November 2019 mendatang.

Film Sang Prawira yang bercerita tentang perjuangan Horas menjadi Polisi itu merupakan film pertama yang melibatkan pemeran para pejabat.

HORAS (IPDA Dimas Adit S), seorang pemuda yang lahir di sebuah kampung di tepian Danau Toba, bercita-cita menjadi polisi. poker99

Keinginannya tersebut sempat ditentang oleh ayahnya lantaran ayahnya ingin Horas menjadi pengusaha sukes agar bisa merubah status sosial keluarga Horas dari ekonomi bawah menjadi strata menengah ke atas.

Film Sang Prawira Yang Melibatkan Pejabat Negeri

Namun, Horas tetap tak sependapat dengan sang Ayah dan kekeh menjadi seorang polisi. sbotop

Demi mengejar mimpinya tersebut, Horas juga harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya.

Sulit baginya untuk berjauhan dengan pujaan hatinya Nauli (Anggika Bolsterli). Namun, tekad Horas tetap tinggi. Ia tetap berbniat menjadi seorang polisi. https://www.americannamedaycalendar.com/

Kokohnya keinginan Horas kemudian membuat jalannya menjadi polisi mulai terbuka.

Jauh dari Toba, Horas ditempatkan di Jakarta Utara. Tanpa langsung banyak basa-basi, Horas harus berhadapan dengan teror penculikan anak-anak yang sering terjadi.

Salah satu yang mengalami kejadian ini adalah rekan Horas sendiri. Adik Annisa kemudian mendapatkan cobaa dengan hilangnya sang adik.

Dibagian dalam dua sudut pandang, yaitu kisah Annisa dan Horas, film yang melibatkan banyak pejabat pemerintah ini juga menghadirkan beberapa aktor dan aktris Indonesia diantaranya adalah Anggika Bolsterli, Dimas Adit S, M Fauzan Yonnadi.

Mampukah Horas mewujudkan cita-citanya menjadi Polisi?

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Asep Adi Saputra menyebut, nantinya Film Sang Prawira Gala Premier akan dilaksanakan pada tanggal 23 November 2019 dan tayang perdana tanggal 28 November 2019.

Film Sang Prawira merupakan filn yang disutradarai oleh Ponti Gea.

Melansir dari Antaranews, film tersebut rencananya berdurasi 100 menit dan bercerita tentang perjaanan seorang anak desa di pinggiran Danau Toba yang kemudian bercita-cita menjadi polisi.

“Kami melibatkan Bapak Gubernur Jateng karena kami ingin menunjukkan kerja sama yang kuat antara kepolisian dengan pemerintah,” ujar Pontie.

Selain itu, Pontie juga melibatkan Bripka Herman Adi Basuki, operator PLD Sub Bagian Humas Polres Purworejo.

Film tersebut kebanyakan diperankan oleh personel Kepolisian Daerah Sumatera Utara dengan bintang utama Anggika Bosterli.

Sang Prawira menampilkan profesionalisme polisi dalam menjalankan tugasnya.

Selain itu film ini menyuguhkan kultur destinasi wisata lokal.

“Momen ini sangat penting dan dapat menguntungkan Kabupaten Toba Samosir, sebagai bentuk promosi obyek wisata di kabupaten ini, khususnya Pasput Parparean, Kecamatan Porsea, agar dikenal di dalam negeri dan mancanegara.” terang Kapolres Tobasa, AKBP Agus Waluyo SIK melansir dari situs resmi Kabupaten Toba Samosir.

Menariknya, salah seorang pejabat Tanah Air turut andil, yakni Ganjar Pranowo (50). Sang Gubernur Jawa Tengah ini berperan sebagai dosen Akpol berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang mengajar mata kuliah Pancasila di tingkat IV.

Dalam film tersebut, tampak Ganjar beradegan mengajar di ruang kelas. Berpenampilan seragam dinas kepolisian berpangkat Kombes, dia menjelaskan tentang syarat sebuah negara besar itu memiliki energi, pangan, mineral, laut dan rakyat yang banyak.

“Tidak banyak negara yang seperti itu. Coba, sebutkan negara besar itu mana saja,” kata Ganjar kepada taruna dan taruni.

Tiga taruna yang berasal dari Medan (Horas), Sunda (Johanes) dan Jawa (Joko) menjawab tiga nama negara, yakni India, Brazil dan Indonesia.

Berikut adalah beberapa fakta-fakta dari film Sang Prawira, yaitu:

1. Sang Prawira berkisah perjalanan seorang anak desa pinggiran Danau Toba yang ingin jadi polisi.

Film ini menyuguhkan pergulatan sebuah keluarga yang mana anaknya ingin menjadi seorang polisi. Niatan sang anak terbentur ketidaksesuaian antara keinginan sang ayah dan ibu.

Sang ibu menghendaki cita-cita anaknya yang ingin jadi polisi, sementara sang ayah menginginkan anaknya bekerja di luar negeri selepas SMA demi membantu keuangan keluarga mereka yang tergolong miskin.

2. Alasan Ganjar Pranowo diajak berakting.

Dalam film ini, Ponti mengajak Bripka Herman Adi Basuki, operator PLD Sub Bagian Humas Polres Purworejo atau yang dikenal dengan Pak Bhabin Herman dalam akun Polisi Motret di akun YouTube.

Sebanyak 95 persen personel anggota Polda Sumatera Utara terlibat dalam film ini. Ada pula artis ternama dari Jakarta Anggika Bolsterli yang didapuk berakting dalam Sang Prawira.

Selain dari kepolisian, Ponti juga melibatkan sosok dari kalangan pemerintahan. Bukan tanpa alasan dia menggaet Ganjar Pranowo berakting.

“Kenapa kami melibatkan Bapak Gubernur Jateng, karena kami ingin menunjukkan kerjasama yang kuat antara kepolisian dengan pemerintah,” ujarnya.

3. Ganjar terkenang mendiang sang ayah.

Terlibat dalam pembuatan film Sang Prawira, membuat Ganjar terkenang mendiang ayahnya.

“Bapak saya itu dulu mengharapkan ada anaknya yang menjadi polisi. Harapan itu ditujukan kepada saya. Kalau jadi polisi angkatan 90, mungkin sekarang berpangkat Kombes atau bintang satu. Akhirnya saya menjadi polisi, tapi di film. Saya jadi ingat bapak,” kata Ganjar seusai syuting di Akpol Semarang Jalan Sultan Agung pada Selasa (9/7) malam sebagaimana dilansir Brilio.net dari laman humas.jatengprov.go.id.

Film Sang Prawira Yang Melibatkan Pejabat Negeri

4. Tak hanya memuat kisah profesionalisme polisi.

Ide Sang Prawira lahir dari para pejabat Utama Polda Sumut yang didukung oleh Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto. Selanjutnya diperkaya oleh Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto, terutama tentang sosok seorang polisi yang berani dan tangguh serta muatan pesan moral pedagogis (strategi pembelajaran) kepada masyarakat.

Sang Prawira bukan hanya menampilkan profesionalisme polisi dalam menjalankan tugas, melainkan juga memperkenalkan berbagai kultur masyarakat dan destinasi wisata. Selain itu, film ini juga akan membangun rasa nasionalisme.

Lokasi syuting film Sang Prawira ini mengambil 130 titik dan tersebar di beberapa daerah seperti Karo, Simalungun, Tobasa, humbahas Tanjung Balai, Sibolga, Nias, Medan, Semarang (Akpol) dan Jakarta (Mabes Polri).

Sumatera Utara seakan memiliki pertalian kuat dengan sang sutradara. Diketahui Ponti merupakan pria berdarah suku Nias yang pernah mengenyam pendidikan dua tahun di Italia. Karya-karyanya antara lain Samadoni Tano tahun 2011, Ilu Na Maraburan tahun 2017, Ahele, Lewuo Si Sara, Anak Sasada tahun 2011, dan Tanah Parsirangan tahun 2012. Karya lainnya yang berbahasa Nias antara lain seperti Ono Sitefuyu, Lua-Lua Bowo Sebua, dan masih banyak lagi karya yang lainnya.

Ponti mengutarakan bahwa dengan memproduksi sebuah film, dia bisa mengobati rasa rindu dan cintanya pada kampung halaman serta memberikan pesan pesan moral, adat istiadat yang kerap dilanggar seiring berjalannya perkembangan zaman.

Kelebihan dan Kekurangan Dari Film Trinity Traveler

Kelebihan dan Kekurangan Dari Film Trinity Traveler – Siapa yang tidak suka travelling? Entah seorang diri atau bersama teman atau pun bersama dengan keluarga, pasti hampir semua orang sangat suka menyukai traveling dan sangat menantikan waktu untuk travelling. Sama halnya dengan film keluaran Trinity yang mengangkat cerita seorang traveller sejati tentang travelling keliling dunia. Trinity sendiri sejak pada tahun 2005 telah menjadi pelopor petualang sekaligus kisah perjalanan, yang dituangkan dalam bentuk blog.

Pada saat ini, Trinity kembali merilis film bertajuk Trinity Travelers yang merupakan lanjutan dari film Trinity The Nekad Travelers pada tahun 2017. Film Trinity Travelers ini bercerita mengenai petualangan seorang gadis yang sangat mencintai dunia travelling akan tetapi juga tetap menjalankan kewajibannya dalam menuntut ilmu ini merupakan pengangkatan cerita dari novel- novel yang merupakan karya dari Trinity, yang mana sebelumnya telah tayang pula film Trinity The Nekad Traveler di tahun 2017. pokerasia

Kelebihan dan Kekurangan Dari Film Trinity Traveler

Menunjuk Reza Mantovani sebagai sutradaranya, kini film Trinity Traveler tahun 2019 pun juga disutradarai olehnya, akan tetapi dengan kemasan yang lebih fresh. Naskahnya sendiri ditulis oleh Rahabi Mandra, Piu Syarif, dan juga Trinity ini tetap menunjuk Maudy Ayunda yang diketahui kini tengah melanjutkan pendidikan S2 nya di Stanford University dan juga suami penyanyi Raisa, yaitu Hamish Daud sebagai pemeran utama dalam film Trinity Traveler tahun 2019. sbobet88

Maudy yang juga berperan dalam film Habibie Ainun 3 ini, diceritakan sebagai gadis yang bernama Trinity yang mendapatkan beasiswa magister di Filipina, namun dia juga merupakan seseorang yang sangat mencintai dunia travelling. Karena kecintaannya terhadap dunia pendidikan dan juga travelling tentunya, membuat Trinity lupa serta terlalu asik untuk menjalani hidupnya tanpa adanya pasangan. www.mrchensjackson.com

Akan tetapi, Trinity pun selalu didesak oleh kedua orang tuanya yang diperankan oleh  aktris Cut Mini dan juga aktor Farhan untuk segera menemukan tambatan hati dan melangkah ke jenjang yang lebih baik, yaitu menikah. Menurut orang tuanya, mereka yakin bahwa Trinity akan merasa lebih bahagia dan menjalani hidup yang lebih indah, jika ia telah menikah.

Ketika Trinity terlalu asik dengan dunianya, dia dipertemukan dengan Paul yang diperankan oleh Hamish Daud dalam hidupnya. Ketika telah bertemu dengan Paul dan mulai merasakan ada hal yang aneh dalam dirinya bahwa ia telah jatuh cinta pada Paul, membuat Trinity berada diambang dua pilihan antara passion travellingnya atau cintanya bersama Paul.

Film yang juga diperankan oleh beberapa artis kenamaan yang juga telah bermain dalam Trinity The Nekad Traveler pada tahun 2017, seperti Babe Cabita, artis cilik Rachel Amanda, Anggika Bolsterli, Cut Mini, Farhan, Ayu Dewi, Dayu Wijanto, Melaney Ricardo, dan masih banyak lagi pemain yang akan turut mensukseskan film Trinity Traveler tahun 2019 yang akan segera tayang pada tanggal 28 November 2018.

Berikut Adalah Daftar pemain Film Trinity Traveler, yaitu:

1. Maudy Ayunda sebagai Trinity

2. Hamish Daud sebagai Paul

3. Rachel Amanda sebagai Yasmin

4. Anggika Bolsterli sebagai Nina

5. Babe Cabita sebagai Ezra

6. Cut Mini Theo sebagai Ibu Trinity

7. Muhammad Farhan sebagai Ayah Trinity

8. Ayu Dewi sebagai Ibu Boss

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari film Trinity Traveler:

1. Gaya akting para pemeran film “Trinity Traveler”

Berbicara tentang film tentu tidak lepas dari para akting pemainnya ya. Akan tetapi, sayangnya dalam film sekuel kisah Trinity ini seperti kurang lepas gaya berakting antara Maudy Ayunda dan Hamish Daud. Yups, akting dari para pemeran film Trinity Traveler ini sedikit terlihat kaku, sehingga membuat penonton kurang merasakan chemistry di antara keduanya!

Akan tetapi, hal ini agak tertutupi dengan penampilan aktor sekaligus komika Babe Cabita yang berperan sebagai Ezra. Babe Cabita mampu mengocok perut penonton dengan humor-humornya yang tampak natural. Apalagi, aksi kocaknya dan jokes yang related dengan kehidupan sehari-hari yang membuat film ini cocok masuk ke dalam film komedi.

2. Film yang aman ditonton sekalipun kamu gak nonton film sebelumnya

Kalau kamu nonton film sekuel tentu agak bingung ya kalau gak nonton film sebelumnya? Akan tetapi dalam film Trinity Traveler ini kamu tidak akan bingung meskipun kamu tidak menonton film pertamanya. Sebab nya, di beberapa menit pertama kamu akan disuguhkan potongan- potongan penting yang terdapat di film sebelumnya yang berjudul “The Naked Traveler”.

Contoh nya saja ketika adegan Trinity mengenalkan beberapa karakter lainnya, seperti kedua sahabatnya yang bernama Rachel Amanda sebagai Yasmin dan Anggika Bolsterli yang memerankan tokoh Nina. Tidak hanya itu aja, film Trinity Traveler ini juga menayangkan momen pertama saat Paul dan Trinity ini bertemu lho! Wah, pastinya kamu tidak akan kebingungan deh walaupun kamu tidak menonton film sebelum nya.

3. Perjalanan waktu yang terlalu cepat

Yups, sayangnya latar waktu dalam film “Trinity Traveler” ini bisa dibilang sangat cepat. Salah satunya ketika Trinity menempuh pendidikan S2 nya di Filipina hanya diselipkan scene jalan-jalan dengan kedua sahabatnya dan Ezra, tiba-tiba aja scene berubah saat Trinity sudah wisuda. Sehingga, mungkin hal ini dapat mengganggu kenikmatan penonton saat sedang menonton film Trinity Travelers ini.

Kelebihan dan Kekurangan Dari Film Trinity Traveler

4. Konflik yang dirasakan peran utama sangat kurang

Nah, di film Trinity Traveler ini sebenarnya konflik terjadi ketika Trinity yang sedang jatuh cinta justru malah dibuat bingung oleh sikap Paul. Hasil nya, mood Trinity untuk menulis akhirnya juga menjadi berantakan. Tidak hanya hal itu saja, Trinity juga mendapat konflik dari keluarga nya.

Akan tetapi, konflik tersebut hanya berputar di situ-situ saja, bahkan tidak berkembang. Jadi sepertinya konflik dalam film “Trinity Traveler” kurang menyentuh perasaan atau emosi dari penonton.

5. Kurang scene traveling keliling Indonesia

Film yang mengisahkan tentang traveling ini seharus nya lebih banyak memberikan scene saat menjelajah ke berbagai tempat yang ada di Indonesia. Bahkan, seharusnya pula melalui film ini masyarakat jadi ingin pergi atau travelling ke tempat-tempat yang ada di film tersebut. Akan tetapi sayang saja, tempat yang digunakan ternyata sudah cukup populer, salah satu tempatnya yaitu Labuan Bajo.

Kisah sekuel tokoh Trinity ini justru lebih banyak bercerita tentang percintaannya dari pada travelingnya. Akan tetapi, pengambilan angle gambar nya sudah cukup membuat nyaman saat menonton dan tidak dibuat pusing. Apalagi di beberapa scene penonton dibuat takjub dengan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.

Setiap film tentu memiliki kekurangan dan kelebihan nya ya! Begitupula dengan “Trinity Traveler”. Film Trinity Traveler ini memang cocok bagi kamu yang suka traveling deh! Perlu dicoba, siapa tau kamu bisa merasakan pengalaman yang sama dengan pengalaman yang dialami oleh Trinity.

Film Kim JI Young, Born 1982 Yang Menuai Kontroversi

Film Kim JI Young, Born 1982 Yang Menuai Kontroversi – Bagi pencinta drama Korea, nama aktor Gong Yo tentu sudah tidak asing lagi didengar. Aktor Gong Yo sukses membintangi deretan drama Korea popular seperti Goblin, Train To Busan dan Coffe Prince. Pemilik nama asli Gong Ji Chul ini telah tiga tahun vakum dari dunia hiburan. Kini Gong Yo kembali dengan membintangi film berjudul “Kim Ji Young, Born 1982”.

Sama seperti novelnya, film “Kim Ji Young, Born 1982” juga menuai kontroversi. Film ini bergenre melankolis dan menceritakan kehidupan pribadi Kim Ji Young yang dipaksa keluar dari pekerjaannya karena hamil dan harus sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga. Film ini dianggap menjadi simbol perjuangan perempuan di tengah patriarki yang terjadi di Korea Selatan. idnpoker

Para antifeminisme di Korea Selatan menilai bahwa buku dan film “Kim Ji Young, Born 1982” menggeneralisasikan pria sebagai kaum penindas. Mereka berpendapat bahwa kaum pria juga menjadi korban dari ketidaksetaraan gender, seperti adanya wajib militer yang hanya dilakukan oleh kaum pria.

Film Kim JI Young, Born 1982 Yang Menuai Kontroversi

Film Korea yang berjudul Kim Ji-Young, Born 1982 yang dibintangi oleh Gong Yoo dan Jung Yu-mi telah tayang di bioskop Korea Selatan pada tanggal 23 Oktober 2019 dan tayang di Indonesia pada tanggal 20 November 2019. Film Kim Ji-Young Born 1982 ini diadaptasi dari novel dengan nama yang sama, “82nyeonsaeng Kimjiyoung” karya Cho Nam-ju yang terbit pada bulan Oktober 2016, sama seperti bukunya, film garapan sutradara Kim Do-Young ini secara keseluruhan menceritakan Kim Ji-Young (Jung Yu-mi) seorang wanita biasa yang mulanya bekerja di agensi kehumasan. Kim Ji-Young kemudian menikah dan memiliki seorang anak. https://www.benchwarmerscoffee.com/

Pada saat diketahui sedang hamil, Kim Ji-Young dipaksa berhenti dari pekerjaan yang selama ini ia gandrungi dan harus menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Hal tersebut membuat Ji-young perlahan mengalami banyak hal hingga dia kehilangan jati dirinya lantaran ‘terperangkap’ dalam rutinitas sehari-hari. Lambat laun, Ji-young mulai berbicara atau berperan menjadi orang lain, dia kadang berbicara seperti ibunya, atau seperti kakak perempuannya dan banyak lainnya. premiumbola

Film Kim Ji-Young, Born 1982 ini menjadi ajang reuni bagi Gong Yoo dan Jung Yu-mi setelah keduanya bermain dalam film ‘Train to Busan’ pada tahun 2016. Dalam konferensi pers film Kim Ji-Young, Born 1982 beberapa waktu lalu, Gong Yoo secara langsung menceritakan bagaimana ia tak ragu menerima tawar casting untuk film Kim Ji-Young, Born 1982. “Setelah membaca naskah, saya memikirkan keluarga. Saya menangis sendiri di rumah setelah membaca itu,” ujar Gong Yoo www.benchwarmerscoffee.com

Gong Yoo juga mengatakan bahwa hal tersebut tak pernah terjadi sebelumnya. Setelah membaca naskah dari film Kim Ji-Young, Born 1982, ia mengaku bahwa ia teringat akan tingkahnya ketika dia masih kecil yang kerap dinilai nakal oleh orang tuanya. “Saya juga langsung menghubungi ibu saya untuk berterima kasih kepadanya, tidak ada alasan baginya untuk ragu.

Film Kim Ji-Young, Born 1982 ini bagus untuk semua generasi,” ujar aktor tersebut. Sementara Jung Yu-mi menceritakan bagaimana film ini mengingatkan dia kepada orang-orang yang ada disekitarnya saat memerankan karakter Kim Ji-Young. “Saya belum menikah dan belum pernah memiliki anak. Alih-alih berhubungan dengan karakter, saya diingatkan oleh orang lain di sekitar saya. Saya merasa menyesal karena saya berpikir bahwa saya mungkin berpaling dari masalah mereka dengan alasan sibuk, dan saya juga ingin memahami perasaan mereka,” ujar Yu-mi.

Jung Yu-mi juga menyinggung bagaimana ia sadar terjadi pro dan kontra saat ia dikabarkan menerima tawaran bermain dalam film tersebut. Akan tetapi, menurutnya tidak ada masalah saat kita membuat cerita yang ingin diceritakan dan ditunjukan kepada orang lain. Sebagai informasi, sejak diterbitkan pada tanggal 16 Oktober 2016, novel “82nyeonsaeng Kimjiyoung” atau “Kim Ji-Young, Born 1982” mengalami banyak kontroversi lantaran beberapa pembaca laki-laki menilai buku tersebut menggambarkan laki-laki sebagai penindas. Menurut mereka, laki-laki juga korban dari ketidaksetaraan gender seperti wajib militer yang hanya diharuskan bagi pria di Korea. menurut data Korean Film Council per 27 Oktober pukul 15.00 KST atau 13.00 WIB film “Kim Ji-Young, Born 1982” telah ditonton lebih dari 1 juta kali di bioskop Korea.

Berikut ini adalah beberapa fakta-fakta dari film Kim Ji Young: Born 1982, yaitu:

1. Terinspirasi dari Kisah Hidup Penulis

Film Kim Ji Young, Born 1982 diadaptasi dari salah satu novel terlaris karya Cho Nam joo yang diterbitkan pada tanggal 14 Oktober 2016. Novel tersebut bercerita tentang kisah pribadi penulis, bahkan Cho Nam joo tidak memerlukan waktu lama untuk menuliskan novel tersebut.

Dia hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk menyelesaikan novelnya. Cho Nam joo mengatakan bahwa kehidupan Kim Ji Young dalam novel tidak jauh berbeda dari kehidupan dirinya, sehingga dia tak membutuhkan waktu lama untuk menulis novel tersebut

2. Pemeran Utama Mendapat Komentar Pedas

Pemeran utama wanita yaitu Jung Yu Mi menceritakan bahwa dirinya sangat kaget dan tidak percaya akan mendapatkan komentar-komentar negatif karena membintangi film Kim Ji-Young, Born 1982 ini. Bahkan dirinya tidak menyangka jika filmnya ini akan menuai banyak kontroversi dari segala pihak.

3. Dukungan dari Suzzy

Aktris cantik yang bernama Suzzy ternyata mendukung film Kim Ji Young, Born 1982. Pada tanggal 22 Oktober 2019 lalu dirinya mengunggah poster film Kim Ji Young, Born 1982 di akun instagram miliknya.

Dalam unggahan foto tersebut, Suzzy menuliskan sebuah caption yang berisikan “Kisah Kita Semua #Born82”.

4. Film Ketiga dari Gong Yo dan Jung Yu-mi

Film Kim Ji Young, Born 1982 merupakan film ketiga yang dibintangi oleh Gong Yoo dan Jung Yu-mi. Sebelumnya, Gong Yoo dan Jung Yu-mi telah beradu akting di dua film, yaitu Silenced yang diterbitkan pada tahun 2011 dan Train to Busan yang diterbitkan pada tahun 2016.

Film Kim JI Young, Born 1982 Yang Menuai Kontroversi

5. Irene Red Velvet Pernah Mendapatkan Komentar Pedas

Irene Red Velvet tidak pernah menyangka bahwa dia akan menjadi target kemarahan netizen pria karena tindakannya membaca buku Kim Ji Young, Born 1982. Irene Red Velvet dianggap sebagai seorang feminis, sehingga banyak penggemarnya yang memilih untuk tidak mengidolakannya lagi.

Tak hanya Irene, Choi Sooyong SNSD pun turut mendapatkan komentar pedas karena memposting novel terkait dari film Kim Ji-Young, Born 1982 tersebut.

6. Dukungan dari politikus pria

Terlepas dari kontroversi yang menyertai, buku ini cukup terkenal di kalangan politikus, terutama politikus pria. Roh Hoe chan, dari Partai Keadilan menghadiahkan buku ini pada Presiden Moon Jae In. Kemudian, memintanya untuk lebih memperhatikan wanita di usia sekitar 30-an yang mendapat pengalaman seperti yang diceritakan di dalam novel tersebut.

7. Versi lain dari sisi pria

Proyek buku berjudul Kim Ji Young, Born in 1990 merupakan bentuk parodi atas novel Cho.  Novel ini tentang sosok pria yang lahir di tahun 1990 dan menunjukkan diskriminasi kebalikan dari yang dihadapi pria Korea pada umumnya. Pria Korea usia 20-an merasa bahwa mereka kerap menjadi subyek seksisme, seperti tugas wajib militer yang hanya dikenakan pada pria. Kemudian, ketika menikah dibebankan biaya pernikahan yang besar